Sesuatu hal terjadi karna hal yang mengejutkan. Salah satunya rasa tidak suka saat orang yang kita sayang hampir akan terjatuh ke dalam pelukan orang lain. Terkadang logika terpaksa untuk berhenti berjalan, muncul rasa ke-egoisan yang tinggi sehingga terlihat sangat kekanak-kanakan. Setelah emosi siap untuk di muntahkan terkadang perkataan memang tidak lagi terpikir untuk di tahan, tidak lagi ada kata saling menghargai atau saling memahami.
Saat semua sudah keluar dan terasa melegakan penyesalan pun datang menghampiri. Bingung, enggan, takut dan tidak enak datang begitu saja saat ucapan bodoh sudah terlanjur terucap. Memang terlihat bodoh saat seseorang yang sudah di kategorikan dewasa bertindak layaknya anak kecil. Terlihat sangat bodoh saat orang dewasa berkata-kata layaknya mereka yang tak bersekolah.
Cinta sangat membutakan hati dan pikiran. Cinta selalu tidak masuk akal, menyenangkan namun ada kalanya sangat menyebalkan. Beberapa dari mereka yang sudah dewasa susah untuk menahan sikap kekanak-kanakanya muncul, saat ia merasa sesuatu yang penting di hidupnya terancam . . . . terancam mati . . . . terancam punah dan tidak lagi ada di kehidupanya, ia akan berbuat bodoh dan dungu tanpa lagi berpikir panjang, mengingat umur, dan mengingat posisi nya saat itu.
Mungkin terlihat tidak tahu diri, memalukan dan merugikan. But, this is me! mengapa harus menggubris perkataan orang lain, saat salah satu dari mereka berkomentar "dasar gak tau diri, udah di putusin masih aja ngaku-ngaku" hati siapa yang tak sakit mendengar perkataan orang yang sama sekali tidak tahu seluk beluk permasalahan yang terjadi. Yang lain tidak hanya diam, namun ikut berkomentar. Bukan hanya mereka tetapi ternyata sikap dan perlakukan ini membuat sang tokoh utama merasa di rugikan, di permalukan, di jatuhkan harga dirinya.
Rasa penyesalan terus menghampiri, namun tetap sulit untuk menahan rasa tidak suka saat mereka harus membuat keadaan semakin panas, mebuat keadaan semakin runyam. Permintaan maaf tidak pernah terhenti, baik untuk sang tokoh utama maupun mereka yang merasa di rugikan hingga mereka harus bersusah payah menyindir, mempermalukan, memojoki sang tokoh utama, agar orang yang membuat kesalahan ini semakin di benci dan di caci maki.
Permasalahan ini terjadi begitu saja dan terasa sangat singkat, detik itu juga permintaan maaf langsung terucap. Namun mereka tidak hentinya menghujat sang tokoh utama hingga ia harus mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan. Menyakitkan bukan untuk mereka, tetapi untuk orang yang membuat permasalahan dan membuat nama sang tokoh utama semakin buruk.
Juga tidak mengerti mengapa hanya satu pihak yang di salahi, apa ia tertidur saat semuanya sedang terjadi? apa sang tokoh utama tidak bisa melihat maksud dan tujuan dari dua kubu ini?, apa ia tidak paham dan mengerti dan peka melihat keadaan ini? Entahlah hanya sang tokoh utama dan Tuhan yang tahu
Terus dan terus rasa penyesalahan muncul tidak henti hentinya permohonan maaf di ungkapkan hingga akhirnya sang tokoh utama bisa menerima keadaan dan kembali tenang. Namun ternyata semua ini belum berakhir, saat keadaan di antara tokoh utama dan pembuat ulah berakhir. Mereka memancing amarah sang tokoh utama meluap, mereka memancing sang tokoh utama untuk membenci orang bersalah itu. Mereka tak berhenti memojokan dan menghina.
Apaakah itu juga di sebut sebuah kedewasaan seseorang? Mereka berkata orang yang bersalah ini mengaku lebih tua namun sangat kekanak-kanakan. Apa mereka tidak berpikir sikap mereka ini jauh lebih kekanak kanakan? haruskah ingin mendapatkan seseorang tapi dengan cara yang kasar, kotor dan licik seperti ini? Hanya anda kawan-kawan yang tahu, hanya anda yang menghujat yang tahu apa tujuan anda,hanya anda yang tahu maksud yang ada, hanya anda yang tahu jalan licik mana lagi yang akan kalian tempuh. Good luck guys, selamat seandainya kalian berhasil. Namun rencana kotor tidak akan pernah di izinkan Tuhan untuk terkabul :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar