Aku tak tahu mengapa rasa ini selalu ada. Aku menyayanginya, sangat amat mencintainya dan selalu berharap memilikinya. Terkadang aku terlihat bodoh karena selalu mengalah dan berusaha untuk bersabar di setiap permasalahan, aku selalu mencoba untuk menahan amarah dan berusaha sabar saat ia tanpa hentinya menyakitiku. Bukan hanya satu atau dua kali ia membuat hatiku menangis, bukan juga hanya satu dua kali aku selalu memaafkanya.
Aku pun tak mengerti dengan diriku, tentang rasa ini, tentang hati ini. Aku sabar menghadapinya karna aku menyayanginya, namun bagi mereka aku terlalu bodoh dan dungu karna terus mempertahankanya, sudah 15 Bulan kami menjalin hubungan dan rasa sakit yang aku rasakan pun tak sedikit. Mungkin ia juga merasakan sakit hati mendalam, tapi sampai detik ini aku selalu yakin, apa yang ia rasakan tidak ada sejengkal apa yang ku rasakan.
Entah mengapa aku merasa ia makin sulit memahamiku, awalnya ia sangat baik sehingga seolah ia sangat mengerti aku, apa itu dulu karna dia berusaha untuk sabar? tapi sekarang semua berbalik 180 derajat, seolah aku sudah tidak mengenalnya, mengapa ia harus bersikap baik saat awal dan saat ini ia meledak dan seolah tidak bisa membendung rasa benci, mengapa tidak sejak awal dia bersikap seperti ini? agar aku bisa memahaminya?
Aku selalu berusaha memahaminya, namun bagi nya usaha ku hanya isap jempol belaka. Jangankan menghargai usaha ku, tapi usahaku bagaikan angin yang cepat berlalu dan tak berarti apa apa baginya
Aku harus berbuat apa? sedih? tentu, benci? tidak! entah mengapa sulit untuk ku membencinya, dulu aku pernah berniat membenci dia selamanya, karna aku berpikir dia mulai keterlaraluan, tapi ternyata aku selalu gagal.
Aku selalu berusaha untuk membenci dan melupakanya. Terkadang aku merasa tersiksa karna harus terus merasakan pedih yang ia ciptakan, tapi saat ia pergi karna kesalahan yang memang ia buat sendiri, hatiku semakin sakit. Berbagai macam cara ia lakukan agar aku membencinya, keluargaku pun ikut membantu agar aku membencinya, namun aku terlalu sayang padanya hanya untuk sekedar berkata bahwa aku ingin membencinya, aku terlalu cinta padanya, aku terlalu membutuhkanya, hingga aku seperti orang yang hanya perlu rasa belas kasihnya, agar dia tetap di sisiku walau mungkin bukan untuk selamanya :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar